Jakarta – Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati, mengungkapkan Kemenhub akan melakukan tes acak (random testing) di masa arus balik Lebaran ini. Tes acak ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 selepas arus balik.
Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenhub, diprediksi lonjakan arus balik Lebaran akan terjadi pada H+3 dan H+7 Lebaran, yakni pada 16 dan 20 Mei 2021. Selama masa tersebut, Kemenhub akan menggalakkan skema tes acak di beberapa titik.
“Akan ada antisipasi yang kami lakukan, yaitu meningkatkan random testing (tes acak) kepada pengguna angkutan jalan, baik itu umum maupun pribadi, roda dua maupun roda empat,” ujar Adita dalam siaran pers virtual, Kamis (13/5/2021).
1. Ada beberapa titik tes acak yang sudah disiapkan Kemenhub
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setyadi, menyebut sudah ada beberapa titik yang disiapkan sebagai tempat tes acak baik itu di jalan tol maupun jalan nasional. Untuk jalan nasional, titik-titik yang ditentukan ada di Karawang, Indramayu, dan Cirebon.
“Untuk pengguna sepeda motor, ada beberapa tempat untuk pengetesan, yaitu di sekitar Karawang di Jembatan Timbang Balonggandu, kemudian di Cirebon di daerah Tegalgubug-Susukan, dari Palimanan ke Jatibarang, lalu dari wilayah Indramayu ke Jatibarang,” ujar Budi.
Sedangkan untuk jalan tol, Budi mengungkapkan ada 21 titik yang sudah disiapkan untuk area tes acak. Nantinya, 13 titik akan tersebar di rest area, lalu lima titik tersebar di gerbang-gerbang tol utama yang ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Sisanya ada di wilayah Banten.
“Jadi masyarakat yang akan menggunakan roda empat dari Banten lewat ke Merak ke Jakarta, termasuk dari Jawa Tengah dan Jawa Barat, akan dilakukan pengetesan di rest area atau pintu tol utama, ada sekitar 21 titik,” ujar Budi.
2. Tes acak juga dilakukan bagi penumpang angkutan umum
Budi juga mengungkapkan tes acak dilakukan oleh Kemenhub bagi para penumpang angkutan umum. Tes acak ini nantinya akan menggunakan GeNose dan diterapkan di beberapa terminal tipe A yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan jawa Timur.
“Untuk yang tes acak di terminal itu diselenggarakan pemerintah, masyarakat memakai GeNose dan tidak berbayar. Ini untuk mengantisipasi pergerakan masyarakat saat akan kembali ke Jakarta nanti, untuk melindungi Jakarta,” ujar Budi.
Sejak 12 April hingga 12 Mei, Kemenhub sendiri sudah melakukan tes GeNose kepada 107 sampel yang tersebar di 48 terminal tipe A di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Hasilnya, ada 95% sampel negatif, dan sisanya sebanyak 5% positif.
“Dari tanggal 12 April sampai 12 Mei, sampel yang kita dapatkan sekitar 14.228 orang, yang negatif 13.639 irang, atau 95%, dan kemudian yang positif ada 589 orang,atau 4,14%, jadi persentasenya antara sampel positif dan negatif, yang positifnya kecil sekali,” ujar Budi.
3. Total 1,5 juta orang keluar Jabodetabek sejak 22 April
Adita menyebut, ada 1,5 juta orang yang keluar dari Jabodetabek sejak masa pengetatan, yaitu 22 April. Ia mengungkapkan, tujuan dari mereka yang keluar dari Jabodetabek ini tidak cuma sekadar mudik saja.
“Dari monitoring yang kami lakukan, 1,5 juta orang melakukan perjakanan ke luar Jabodetabek sejak 22 April, sejak dilakulan pengetetatan mudik. Tujuannya bervariasi, apakah mudik atau aktivitas yang dikecualikan, ini harus dilihat lebih spesifik lagi,” ungkap Adita.
4. Masa pengetatan perjalanan diadakan lagi pada 18-24 Mei
Setelah masa pengetatan perjalanan yang dimulai sejak 22 April hingga 5 Mei, akan ada lagi pengetatan perjalanan yang dilakukan pada 18-24 Mei. Adita berharap, pelaku perjalanan bisa memenuhi syarat berupa dokumen kesehatan, termasuk hasil PCR 1×24 jam sebelum keberangkatan.
“Tanggal 18-24 Mei adalah masa pengetatan syarat perjalanan sehingga masyarakat yang melakukan perjalanan dengan transportasi umum atau pribadi, harus bisa mengikuti ketentuan, yaitu hasil negatif tes PCR dan Swab Antigen 1×24 jam sebelum berangkat, atau hasil tes negatif GeNose di hari keberangkatan,” ujarnya.
sumber : IDN Times