Hidup terus berjalan dari generasi ke generasi dari zaman ke zaman. Masalah, ujian ataupun cobaan bisa menghadang kapan saja karena tidak akan luput dari manusia. Saat kita mampu terbangun dan membuka mata pernahkah kita mengucap ‘Alhamdulillah’ dengan penuh rasa syukur karena masih hidup di dunia? Saat kita masih bernapas dan bisa berjalan dengan rasa aman, sudahkan kita berterima kasih kepada sang pencipta atas karunia-Nya?
Sungguh jika kita mau merenung sejenak, karunia dan nikmat Allah sangatlah besar kepada hamba-Nya. Menjalani hidup tidak melulu soal kebahagiaan ataupun kesenangan. Akan tetapi, ada juga namanya masalah, cobaan ataupun musibah. Cobaan atau ujian sudah ada sejak zaman orang-orang terdahulu kita. Cobaan dari Allah SWT bertujuan untuk melatih seorang hamba agar menjadi mukmin yang tangguh. Dan terjadi untuk menguji kadar keimanan mereka. Sesuai dengan firman-Nya:
اَمۡ حَسِبۡتُمۡ اَنۡ تَدۡخُلُوا الۡجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَاۡتِكُمۡ مَّثَلُ الَّذِيۡنَ خَلَوۡا مِنۡ قَبۡلِكُمۡؕ مَسَّتۡهُمُ الۡبَاۡسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُوۡا حَتّٰى يَقُوۡلَ الرَّسُوۡلُ وَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَهۥ مَتٰى نَصۡرُ اللّٰهِؕ اَلَاۤ اِنَّ نَصۡرَ اللّٰهِ قَرِيۡبٌ
Artinya : Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu kamu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat (Qs. Al-Baqarah ayat 214).
***
Mendapat cobaan atau masalah dalam hidup, bukan untuk menjadikan seorang hamba menjadi lemah dan berputus asa tetapi untuk mengangkat derajat mereka. Tidak ada ketentuan Allah yang sia-sia karena semua apa yang terjadi di dunia ini, adalah untuk kebaikan hamba-Nya. Saat seseorang mendapat masalah, cobalah untuk melihat ke kanan dan kiri. Lihatlah orang-orang di sekeliling kita. Bisa jadi masalah atau musibah yang menimpa kita jauh lebih ringan daripada mereka.
Lihatlah lebih dalam, berapa banyak orang tua di dunia ini yang harus kehilangan anaknya baik yang masih balita, ataupun remaja sedangkan di sisi lain kita masih memilikinya. Berapa banyak orang yang terbaring di rumah sakit yang hanya bisa membalikkan badan tanpa bisa berjalan, sedangkan kita masih sehat sampai sekarang.
Berapa banyak para napi yang mendekam di jeruji yang tidak bisa melihat cahaya matahari, sedangkan kita masih memiliki kebebasan untuk menghirup udara segar. Dan berapa banyak para remaja atau anak-anak yang harus kehilangan orang tua karena kasus perceraian sedang kita masih memilikinya dengan lengkap. Kehangatan keluarga masih bisa kita rasakan.
***
Daripada dengan masalah kita, di luar sana masih banyak orang yang lebih berat cobaannya. Masih banyak orang yang lebih lama menderita. Selama kita masih memiliki napas, masalah atau cobaan akan selalu ada. Himpitan hidup akan siap menghadang. Ketakutan, kegelisahan, penderitaan, keresahan adalah bentuknya.
Pertanyaannya, bagaimanakah cara untuk menghadapinya agar tidak terjerumus dalam lembah dosa? Di dalam sebuah Hadits diriwayatkan setiap kali dirundung kegelisahan, Rosullullah S.A.W selalu meminta Bilal bin Rabbah, “Tenangkanlah kami dengan shalat, wahai Bilal” (Al Hadits) Begitulah shalat adalah obat penyejuk hati dan sumber kebahagiaan bagi Rosullullah.
Di dalam Al-Quran Allah juga berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar (Qs. Al-Baqarah : 153)
***
Dari Hadits dan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa pertolongan Allah itu dekat apabila seorang sedang ditimpa suatu kepahitan hidup. Yaitu dengan mau bersabar dan menunaikan shalat. Di dalam buku Aidh Al-Qorni yang berjudul La Tahzan juga dijelaskan bahwa “Saat himpitan hidup datang, kesedihan melanda Shalatlah agar hati kembali menjadi tenang dan tentram. Atas izin Allah kesedihan yang menimpa akan sirna dan jiwa kita akan memiliki sifat lapang dada.
Menyerahkan setiap perkara kepada Allah, percaya akan setiap janji-janji-Nya, berbaik sangka atas ketentuaNya, ridha terhadap setiap apa yang terjadi dan menunggu pertolongan dari-Nya dengan sabar, adalah buah keimanan yang paling agung dan sifat mulia dari seorang mukmin. Saat seorang hamba tenang akan apa yang menimpanya dan meyakini bahwa hal itu adalah baik baginya, menggantungkan semua permasalahan hanya kepada Rabb nya maka ia akan mendapatkan pengawasan, perlindungan, pencukupan dan pertolongan dari Allah SWT. Mengapa sebuah musibah harus menghimpit dada, padahal di sisi Allah telah tertulis jalan keluarnya.”
Yakinlah bahwa setiap masalah atau cobaan kepadamu adalah bentuk kasih sayangNya. Dan Allah Maha Adil karena setiap masalah yang ada sesuai batas kemampuan hamba-Nya.
seorang gadis pluviophile yang berdomisili di Lamongan, Jawa Timur. Memiliki hobi membaca, menulis dan menggambar seni kaligrafi. Sampai saat ini masih tergabung menjadi anggota COMPETER (Community Pena Terbang). Masih aktif juga menjadi author di redaksi IB.Times.id. Penulis bisa disapa melalui akun ig @indranys345
Dibaca:
11