loading…
Dialah Nusaibah binti Ka’ab Al-Ansariyah. Salah satu pejuang muslimah pertama yang mempertaruhkan hidupnya demi melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam (SAW). Nusaibah atau yang dikenal dengan panggilan Ummu Umarah merupakan salah satu perempuan yang mengikuti bai’at aqabah. Terdapat 72 kaum Anshar yang mengikuti bai’at aqabah ketika itu, 70 di antaranya laki-laki dan dua perempuan.
Putri dari Rabab binti Abdillah ini telah mengikuti berbagai peperangan bersama suaminya, Ghaziyah bin Amr serta kedua anak dari pasangan pertamanya, Abdullah bin Ka’ab dan Habib bin Ka’ab. (Baca juga : Summayah binti Khubath , Syahidah Pertama Dalam Islam )
Kisah heroik Nusaibah yang paling dikenang sepanjang sejarah adalah pada saat Perang Uhud, di mana ia dengan segenap keberaniannya membela dan melindungi Rasulullah SAW. Pada perang itu, Nusaibah bergabung dengan pasukan Islam untuk mengemban tugas penting di bidang logistik dan medis. Bersama para wanita lainnya, Nusaibah ikut memasok air kepada para prajurit Muslim dan mengobati mereka yang terluka.
Pada saatkaum Muslimin dilanda kekacauan karena para pemanah di atas bukit melanggar perintah Rasulullah SAW , nyawa beliau berada dalam bahaya. Ketika melihat Rasulullah menangkis berbagai serangan musuh sendirian, Nusaibah segera mempersenjatai dirinya dan bergabung dengan yang lainnya membentuk pertahanan untuk melindungi beliau.
Dalam berbagai riwayat disebutkan, bahwa ketika itu Nusaibah berperang penuh keberanian dan tidak menghiraukan diri sendiri ketika membela Rasulullah. Saat itu, Nusaibah menderita luka-luka di sekujur tubuhnya. Sedikitnya ada sekitar 12 luka di tubuhnya, dengan luka di leher yang paling parah. Namun hebatnya, Nusaibah tidak pernah mengeluh, mengadu, atau bersedih.
Ketika itu Rasulullah SAW. melihatnya berperang dengan sengit hingga di terdapat 12 luka di tubuhnya, Rasulullah bersabda, “Wahai Abdullah (putra Nusaibah), balutlah luka ibumu! Ya Allah, jadikanlah Nusaibah dan anaknya sebagai sahabatku di dalam surga.”
Mendengar doa Rasulullah, Nusaibah tidak lagi menghiraukan luka di tubuhnya dan terus berperang, membela Rasulullah dan agama Allah. “Aku telah meninggalkan urusan duniawi,” ujarnya.
Setelah peperangan berakhir, umat muslim bermalam untuk mengobati luka-luka. Keesokan paginya barulah mereka pulang. Namun Rasulullah SAW. enggan pulang ke rumahnya sebelum mengetahui kabar Ummu Umarah. Beliau kemudian mengutus Abdullah bin Ka’ab al-Mazani untuk menanyakan keadaan Ummu Umarah. Abdullah pun kembali dengan membawa kabar bahwa Ummu Umarah selamat.