Isu larangan hijab di negara bagian di India, Karnataka menjadi perbincangan publik internasional. Video seorang gadis Muslimah, Muskan Khan yang meneriakkan takbir sambil dikepung orang-orang yang memprotes hijab, menjadi viral dan ikon perlawanan aturan intoleran tersebut.
Isu ini dimulai dari pelarangan jilbab oleh perguruan tinggi negeri di Karnataka dan menutup gerbang bagi mahasiswi Muslim berhijab. Namun isu ini kemudian menarik gerombolan pemuda yang dipengaruhi Hindutva (dan juga beberapa wanita muda) yang mengejek hijabi.
Peneliti asal Mumbai, Sameera Khan menyebut, harus diakui bahwa India saat ini ada pengerasan sikap yang nyata terhadap umat Islam secara umum dan peningkatan perasaan negatif dan tindakan jahat terhadap mereka.
Sementara tiga dekade terakhir telah melihat peningkatan kekerasan dan kebencian terhadap Muslim, sejak 2014 kekerasan ini tidak hanya dinormalisasi tetapi bahkan dimaafkan oleh negara.
Setiap insiden pemanggilan nama, kerusuhan, hukuman mati tanpa pengadilan, dan lainnya telah mendorong polarisasi spasial dan sosial yang berkembang antara umat Hindu dan Muslim yang menyebabkan ketidakpercayaan dan prasangka di antara komunitas.
Hal ini terutama berdampak pada kelompok yang paling tidak berdaya dalam komunitas ini, yaitu perempuan.
“Penelitian saya menunjukkan bahwa Muslim sebagai komunitas merasa di bawah ancaman dan pengawasan dan ini memperumit masalah seputar akses perempuan Muslimah ke fasilitas publik dan keamanan,” katanya.
Terlebih akses Muslimah ke pendidikan, baik di tingkat pendidikan menengah, menengah atas dan lanjutan akan sangat terdampak.
Sebuah organisasi non-pemerintah yang bekerja di bidang pendidikan dan kesetaraan gender India memperingatkan adanya peningkatan angka putus sekolah di kalangan anak perempuan Muslimah saat pandemi Covid-19, telah memperburuk ketidakadilan pendidikan.
Data ini menunjukkan bahwa anak perempuan sering secara sistematis dikeluarkan dari lembaga pendidikan dalam banyak hal termasuk kasta dan agama. Hal ini menjadi sebuah fakta yang jarang diakui atau didiskusikan.
Dalam sebuah laporan, seorang gadis Karnataka, Aliya Asadi (17 tahun) merupakan peraih medali emas karate negara bagian Karnataka, bahkan bisa merasakan kompetisi tingkat nasional lima tahun yang lalu.