Bandung – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengaku siap mendukung upaya ‘Aisyiyah sebagai mitra aktif dalam memformulasikan ide dan gagasan untuk pembangunan kualitas muslimah di Indonesia.
Menurut Sandi, perempuan dalam dunia ekonomi kreatif memiliki akselerasi dan ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan laki-laki. Beberapa data menunjukkan mereka lebih sukses mengembangkan usaha ekonomi kreatif, dan menjaga sirkulasi ekonomi keluarga dengan baik di masa sulit akibat pandemi.
“Sudah saatnya perempuan Indonesia berdaya dan berkontribusi banyak untuk negara,” tuturnya pada Ahad (12/9) di acara Gerakan Subuh Mengaji ‘Aisyiyah Jawa Barat.
Dalam kesempatan ini Sandi juga menyinggung tentang peran perempuan dalam urusan ekonomi yang lebih luas. Menurutnya, perempuan diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam kaitan ekonomi. Hal ini merujuk kisah dari Siti Khadijah, Istri Rasulullah Muhammad SAW.
Selain dikenal sebagai ummul mukminin, Khadijah juga dikenal sebagai pedagang, pebisnis, dan investor yang mahir. Terbukti dia ikut meramaikan jalur perdagangan di Jazirah Arab waktu itu, dan pandai memanajemen sumber daya yang ia miliki dengan berinvestasi, termasuk ke pemuda yang kelak menjadi suaminya.
Dalam literatur yang dibacanya, ia menemukan fakta bahwa selain mahir dalam bidang keilmuan, Aisyah binti Abu Bakar yang juga istri Rasulullah Muhammad, merupakan perempuan yang handal dalam medis atau thibbun nabawi untuk mengobati penyakit.
“Di sektor ekonomi kreatif lainnya ada Ummu Salamah dan Zainab yang rajin dan terampil membuat gerabah, kriyalah kira-kira, kerajinan tangan maupun kuliner seperti kurma matang yang telah dijemur,” tuturnya.
Wakil Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Bandung ini juga menyebut nama Asy Syifa, perempuan paruh baya yang ditunjuk oleh Khalifah Umar bin Khattab menjadi pengawas pasar. Asy Syifa dikenal sebagai sosok yang anti kecurangan, dia tidak segan-segan mengusir pedagang yang berlaku curang.
“Tidak ada masalah dalam Islam mengenai wanita yang bekerja dan wanita yang berkarya, namun Islam mengatur dengan baik agar perempuan dimuliakan dengan mewajibkan sang suami menjadi pemenuh nafkah utama. Sedangkan istri sebagai sustainsi (keberlanjutan) dalam menjaga kas belanja di rumah,” tandasnya.