Hadi menilai Isolasi terpusat yang berada di Asrama Haji Sleman sangat baik dan lengkap untuk membantu pelayanan masyarakat terpapar Covid-19.
“Saya melihat di Asrama Haji ini ada 78 tempat tidur dan saat ini sudah terisi sekitar 51 pasien Isoter dan 27 lagi tidak terisi, mudah-mudahan tidak terisi terus,” kata Hadi dalam keterangan tertulisnya.
Hadi menambahkan pihaknya berharap agar upaya pemerintah dalam rangka menekan angka kasus positif yang saat ini masih tinggi dapat segera membuahkan hasil.
“Kita harus kerja keras antar komponen, antar elemen, untuk terus bahu membahu dalam menekan kasus Covid-19 dengan berbagai cara seperti terus melakukan testing dan tracing kontak erat, baik melalui digital maupun melalui pergerakan di lapangan agar kasus Covid-19 segera turun hingga angka terendah,” ungkapnya.
Hadi hari ini juga mengunjungi meninjau Rumah Dinas Wali Kota Semarang yang dijadikan tempat isolasi dan Rumah Sakit Darurat Covid-19.
Di sana dia mengutarakan kekhawatirannya dengan potensi lonjakan kasus pasca-Idul Adha menyusul masih banyak warga abai dengan protokol kesehatan.
“Yang bisa kita tarik adalah ketika Lebaran tahun 2021, dua minggu setelah itu terjadi lonjakan yang tinggi. Dan kita harapkan pada Idul Adha tahun ini tidak terjadi lonjakan seperti Idul Fitri 2021 lalu,” ujar Hadi.
Hadi mengatakan TNI-Polri memiliki tugas melaksanakan tracing kontak erat, vaksinasi dan pembagian obat serta menyiapkan fasilitas isolasi, baik isolasi mandiri yang dilaksanakan pengawasannya oleh Babinsa dan Babinkamtibmas, termasuk isolasi terpusat.
Sebagai langkah antisipasi dan deteksi dini, Hadi menjelaskan bila TNI-Polri akan melakukan pendampingan tracing kontak erat sampai ke wilayah pelosok perkampungan atau pedesaan supaya setiap ada kasus terkonfirmasi bisa ditracing sebanyak 15 orang, dan bila ada hasil reaktif akan dilakukan isolasi terpusat.
“Tugas sekarang TNI-Polri adalah pendampingan tracing kontak erat sampai ke pelosok desa atau kampung. Bila ada kasus positif konfirmasi, bisa langsung ditracing sampai 15 orang, dan bila hasilnya ada yang positif, akan langsung dibawa ke isolasi terpusat”, jelas Hadi.
Hal sama juga disampaikan Kabaharkam Polri Komjen Arief Sulistyanto yang mewakili Kapolri dalam kunjungan bersama Panglima TNI. Arief menyayangkan bila sampai saat ini masih banyak masyarakat yang enggan bahkan menolak dirawat ke tempat isolasi saat kondisinya positif covid-19.
“Tracing kontak erat akan dilakukan secara masif sehingga untuk masyarakat apabila dari hasil tracing itu ditemukan kasus positif maka harus mau dilakukan perawatan di tempat isolasi terpusat. Saat ini masih ada masyarakat yang enggan melakukan itu, makanya supaya bisa betul-betul diisolir tidak melebar kemana-mana”, terang Arief.
(dmr/gil)