Masturah – Malam Nuzulul Quran memiliki tempat yang istimewa di hati umat Islam karena moment ini menjadi saksi ketika cahaya petunjuk untuk kemanusiaan pertama kali turun ke bumi. Nuzulul Quran tidak hanya merupakan tonggak sejarah penurunan Al-Qur’an, tetapi juga menandai awal dari perubahan besar dalam sejarah peradaban manusia. Berbagai sumber dan referensi telah menjelaskan mengapa malam ini memiliki nilai yang sangat penting:
Malam yang Diistimewakan Allah: Dijelaskan dalam berbagai hadis dan tafsir, malam Nuzulul Quran disimbolkan sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Hal ini mencerminkan bahwa ibadah dan amalan baik pada malam tersebut memiliki keberkahan yang berlipat ganda.
Penuh Kedamaian dan Rahmat: Pada malam ini, malaikat turun ke bumi mencurahkan kedamaian dan rahmat kepada mereka yang beribadah dan bertafakur. Ruh dan malaikat turun dengan membawa segala perintah Allah SWT, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Al-Qadar.
Peluang Penyucian Diri: Nuzulul Quran memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk merefleksikan diri dan memperbaharui iman mereka. Amal ibadah seperti tahajjud, membaca Al-Qur’an, dan berdoa pada malam ini dipercaya mendatangkan ampunan dosa.
Titik Balik Sejarah: Sejarah penurunan Al-Qur’an pada malam Nuzulul Quran menjadi tonggak pendirian peradaban Islam yang menitikberatkan pada ilmu pengetahuan, keadilan, dan etika.
Tradisi keagamaan telah menjaga momen penting ini agar tetap dirayakan setiap tahun. Di malam Nuzulul Quran, umat Islam di seluruh dunia memenuhi masjid dan ruang-ruang ibadah, memanfaatkannya untuk kegiatan-kegiatan rohani seperti:
Melakukan i’tikaf di masjid, sebuah praktik diam dan beribadah di masjid untuk meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Berpartisipasi dalam khataman Al-Qur’an, yaitu membaca dan melantunkan ayat suci Al-Qur’an secara berkelompok sampai tuntas.
Mengamalkan sholat-sholat sunnah dan menghidupkan malam dengan berbagai zikir dan doa.
Perayaan ini bukan hanya dilangsungkan sebagai bentuk peringatan saja, melainkan juga sebagai waktu untuk merenung dan berkomitmen pada nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur’an. Malam Nuzulul Quran tetap menjadi jembatan spiritual yang menghubungkan kita dengan sejarah suci penurunan wahyu Allah, sekaligus sarana untuk memperkuat iman dan spiritualitas di bulan Ramadan.
Jejak Sejarah: Perjalanan Turunnya Al-Qur’an
Dalam lipatan sejarah umat Islam, peringatan Nuzulul Quran memiliki makna yang sangat mendalam, memori tentang sebuah momen when Al-Qur’an mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan tonggak utama dalam peradaban Islam. Menapaki langkah sejarah penting ini, mari kita ikuti jejak monumental turunnya Al-Qur’an.
Peristiwa Di Gua Hira: Perjalanan turunnya Al-Qur’an dimulai saat Nabi Muhammad SAW yang tengah berada dalam keheningan dan pengasingan di Gua Hira. Pada malam ke-17 Ramadan pada tahun 610 Masehi, terjadilah peristiwa suci saat Malaikat Jibril menampakkan diri seraya membawa wahyu pertama. Peristiwa ini menandai lahirnya cahaya ilmu dan petunjuk bagi umat manusia.
Wahyu Pertama: Pesan yang dibawa oleh Malaikat Jibril pertama kali adalah ayat-ayat dari Surat Al-Alaq (96:1-5). Kata “Iqra” atau yang artinya “bacalah” menjadi simbol awal dari misi penyebaran ilmu. Peristiwa ini menjadi tanda dimulainya proses penurunan Al-Qur’an yang berlangsung sekitar 22 tahun lebih.
Penurunan Bertahap: Menurut catatan sejarah, Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, tetapi secara bertahap sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Hal ini diperkuat oleh ayat dalam Surah Al-Isra (17:106) yang menyiratkan proses penurunan Al-Qur’an berlangsung ‘mukth’ atau secara beransur-ansur.
Konteks Historis: Penurunan Al-Qur’an dalam fase-fase penting merupakan respon atas berbagai peristiwa, pertanyaan, dan tantangan yang dihadapi umat Islam pada masa itu. Wahyu-wahyu yang diturunkan mengandung petunjuk, hukum, dan cerita-cerita yang memberikan arahan bagi kehidupan individu maupun komunitas.
Makna Peringatan Nuzulul Quran: Melalui peringatan Nuzulul Quran, umat Islam di seluruh dunia mengingat kembali sejarah penurunan Al-Qur’an sebagai momentum refleksi spiritual. Tak hanya itu, malam peringatan ini menjadi kesempatan untuk memperbanyak ibadah, memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur’an, dan meneladani nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Secara keseluruhan, Nuzulul Quran bukan hanya sekadar memperingati sejarah, tetapi juga mengambil hikmah dan pelajaran dari proses penurunan Al-Qur’an yang bertahap ini, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Memasuki bulan Ramadan, khususnya saat mendekati peringatan Nuzulul Quran, umat Islam di seluruh dunia mempersiapkan diri untuk meraih keberkahan di malam yang penuh kemuliaan ini. Nuzulul Quran yang diprediksi akan jatuh pada tanggal 28 Maret 2024 untuk umat Islam secara global dan 27 Maret 2024 bagi yang mengikuti kalender Muhammadiyah, memberikan kesempatan bagi setiap muslim untuk melakukan amalan terbaik. Berikut berbagai amalan yang dapat dilakukan untuk meraih keutamaan pada malam Nuzulul Quran:
Menghidupkan Malam dengan Salat Tarawih dan Tahajud: Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat sunnah tarawih berjamaah di masjid atau di rumah, dan memperbanyak salat tahajud sebagai bukti penghormatan terhadap malam mulia ini. Salat tahajud sebaiknya dilakukan pada sepertiga malam terakhir dengan harapan untuk bertemu dengan malam Lailatul Qadar, yang keistimewaannya disebutkan dalam Al-Qur’an.
Tilawah Al-Qur’an: Membaca Al-Qur’an pada malam Nuzulul Quran sangat dianjurkan, karena pada malam itulah Al-Qur’an pertama kali diturunkan. Setiap ayat yang dibaca akan memberikan pahala yang berlipat ganda dan mampu meningkatkan pemahaman serta kecintaan terhadap Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup.
Itikaf: Berkhalwat di dalam masjid, khususnya di sepuluh hari terakhir Ramadan, adalah sunnah yang mulia. Itikaf merupakan saat-saat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai ibadah, seperti berzikir, bertafakur, dan memanjatkan doa, serta menghindari segala bentuk kegiatan duniawi yang tidak berhubungan dengan ibadah.
Berzikir dan Doa: Memperbanyak zikir dan doa di malam Nuzulul Quran merupakan bentuk pengagungan terhadap ni’mat yang dianugerahkan. Khususnya doa yang dimohonkan pada malam-malam terakhir Ramadan, yang didoakan dengan penuh harap untuk mendapatkan ampunan, rahmat, dan keberkahan dari Allah SWT.
Sedekah: Memberikan sedekah pada malam Nuzulul Quran sangat dianjurkan karena sedekah mampu membuka pintu keberkahan, terutama dalam meningkatkan kepedulian sosial di bulan yang penuh rahmat ini. Melalui sedekah, umat Islam dapat berbagi kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan.
Amalan-amalan tersebut tidak hanya meningkatkan keimanan dan ketakwaan tetapi juga menjadi wujud syukur atas turunnya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Pada malam Nuzulul Quran, upayakan untuk mengisinya dengan kegiatan yang bermanfaat dan murni dilaksanakan karena Allah SWT agar kita mendapatkan limpahan keberkahan dan hikmah dari peristiwa penting ini dalam Islam.