Pada 5 April 2022 lalu, Agam Fachrul salah satu pendakwah muda Indonesia dikaruniai seorang anak perempuan. Istrinya bernama Aisyah melahirkan anak perempuan pertama mereka tersebut di Kairo, Mesir.
Publik figur muslim, Husain Basyaiban pun mengucapkan selamat atas kelahiran putri pasangan tersebut.
Setelah memberi ucapan selamat, pendakwah sekaligus influencer ini juga sempat berbagi cerita mengenai tradisi orang Arab Jahiliyah terhadap anak perempuannya.
“Arab Jahiliyah memperlakukan bayi perempuan yang baru lahir diperlakukan paling kejam, karena dianggap aib. Ketika datangnya Islam, Rasulullah melanjutkan tradisi yang baik sampai sekarang,” kata Hussein dalam postingan di platform obrolan bersama.
Berikut adalah tradisi orang Arab terdahulu terhadap anak perempuannya :
1. Bayi perempuan dipakaikan pakaian dari bulu binatang
Husain menceritakan tradisi paling aneh dan zalim adalah ketika orang Arab Jahiliyah menganggap bayi perempuan sebagai sebuah aib yang luar biasa.
“Diriwayatkan, saat seseorang memiliki bayi perempuan, ia akan dipermalukan dengan dipakaikan jubah dari bulu binatang dan menyuruh anak tersebut untuk menggembala unta dan kambing ke pedalaman,” ungkap Husain.
2. Mendandani anak perempuan tersebut sebelum membunuhnya
Husain melanjutkan, jika ada seseorang yang berniat membunuh anak perempuannya, maka ia harus membiarkan bayi tersebut hidup hingga berusia 6 tahun.
“Kemudian sang suami berkata kepada istrinya : ‘hiasi dan beri dia wewangian, nanti aku akan membawanya”. Padahal sebelum berkata demikian, sang suami telah menggali lubang yang besar di padang pasir untuk dijadikan sumur,” ujarnya.
Seseorang akan membawa anak perempuan itu jalan-jalan di sekitar sumur. Kemudian dia menyuruh anaknya untuk melihat ke dalam sumur. Lalu, ia akan didorong hingga jatuh ke dalam sumur.
3. Dikubur hidup-hidup sejak lahir
Husain mengatakan, dikisahkan seorang suami juga dapat membuat peraturan kepada istrinya. Peraturannya ialah apabila sang istri melahirkan anak perempuan, maka bayi tersebut harus dikubur dalam hidup-hidup.
“Tentu saja sebelum pergi, sang suami telah menyiapkan lubang. Maka ketika sang istri melihat suaminya pulang ke rumah, sang istri langsung memasukkan bayi malang itu ke dalam lubang dan menimbunnya,” katanya.
Kaum yang sangat taat menjalankan tradisi tersebut adalah Bani Tamim, Suku Kindah, Qais, Hudzail, Asad, dan Bakar bin Wail, termasuk suku pembesar di atasnya yaitu suku Khuza’ah, Kinanah, dan Mudhar.
Pada riwayat Imam Al-Qurthubi menyebutkan, ada dua alasan mengapa orang Arab Jahiliyah ini mengubur anaknya hidup-hidup. Pertama karena mereka meyakini bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Kedua, karena keyakinan bahwa anak perempuan membawa malapetaka kemiskinan, dikucilkan, dan diperbudak.
4. Hormati anak perempuan dengan munculnya Islam
Dengan munculnya Islam, kebiasaan ini dihancurkan dan digantikan oleh tradisi menghormati dan melindungi anak perempuan. Tradisi ini diajarkan oleh Islam dan bertahan hingga hari ini.
“Dalam riwayatnya, Sha’sha’a bin Najiyah berkata: ‘Islam datang dengan membebaskan 300 bayi perempuan yang akan dikubur hidup-hidup’. Jadi sangat tidak mungkin perempuan bahkan direndahkan dalam Islam. Orang yang benar-benar paham tentang Islam, pasti akan menghargai seorang wanita,” kata Husain.
Pakaian menutup aurat yang disyariatkan Islam juga merupakan bentuk perlindungan bagi perempuan. Islam mengajarkan orang-orang Arab Jahiliyah pada waktu itu bahwa seorang wanita bukanlah sebuah aib. Pada saat itu, budak wanita juga dibebaskan.