Wanita paling berpengaruh di Australia, Dr Susan Carland yang juga dosen universitas bergengsi di Australian, Monash University, masuk Islam (mualaf) setelah melakukan penelitian terhadap berbagai agama.
Bagi seorang wanita, tampaknya sulit sekali mendapatkan gelar prestisius sebagai tokoh muslim paling berpengaruh di negaranya (Australian Muslim of the Year), mengalahkan para lelaki. Namun, itulah yang terjadi pada tokoh muslimah kenamaan di Australia bernama Susan Carland. Wanita cantik yang bersuamikan Waleed Aly dan telah memiliki dua orang anak.
Pada tahun 2004, Susan mendapatkan penghargaan sebagai tokoh muslim paling berpengaruh di Australia. Sejak itu, sosoknya semakin dikenal luas di seluruh penjuru Negeri Kangguru, bahkan hingga ke negeri tetangga.
Penghargaan itu diberikan, atas segala usahanya dalam mengembangkan Islam di sana. Salah satunya adalah program Salam Cafe yang digagasnya. Program ini ditayangkan di televisi secara nasional, dan bisa dinikmati oleh para pemirsa, baik yang beragama Islam maupun non-Islam. Dengan program ini, ia banyak menerima penghargaan.
Selain membuat program televisi, Susan juga aktif sebagai pengisi seminar tentang keislaman dan juga pendakwah. Ia sering diundang sebagai pembicara di gereja, sekolah-sekolah, organisasi bisnis, organisasi kemasyarakatan, bahkan komunitas Yahudi. Ia juga aktif di berbagai lembaga penelitian.
Atas kiprahnya itu, tak heran jika ia terpilih sebagai tokoh Muslim Australia tahun 2004 dan mendapatkan hadiah sebesar 2.000 dollar yang ia sumbangkan ke berbagai lembaga amal, baik lembaga muslim maupun non-Muslim.
Awalnya Anggap Islam Agama Kuno
Seorang sosiolog asal Australia Susan Carland mengaku pernah takut membuka jati dirinya sebagai seorang Muslim. Hal itu karena banyaknya tekanan dari orang-orang di sekitar yang mengatakan padanya bagaimana buruknya Islam.
Bahkan, ia sendiri pernah berpikir bahwa Islam adalah sebuah agama yang kuno dan bar-bar. Carland tidak pernah tertarik menjadi seorang Muslim hingga hidayah benar-benar datang kepadanya di usia 19 tahun.
“Saya sangat takut ketika itu memberi tahu orang-orang terdekat mengenai kepercayaan yang saya anut dan membayangkan mereka beraksi negatif,” ujar Carland seperti dikutip News.au.com.
Carland menjelaskan, pikiran-pikiran negatif mengenai Islam mulai hilang saat Carland masuk ke universitas dan mempelajari berbagai agama. Dengan membaca berbagai buku, hingga bergabung dengan grup perempuan Muslimah, istri dari Waleed Aly ini yakin bahwa Islam yang terbaik untuknya.
Meski banyak orang yang bereaksi negatif terhadapnya, Carland tidak mengurungkan niat untuk mengenakan hijab. Ia mengaku saat ini hidup mungkin terasa lebih mudah bila dirinya bukan seorang Muslim. Hal itu tidak terlepas dari bagaimana Islam dikaitkan dengan terorisme global yang melanda dunia.
“Saat ini saya mengakui bagaimana terorisme selalu dikaitkan dengan Islam dan saya juga harus melawan orang-orang yang berpikir mengapa saya yang berpendidikan memilih agama ini,” jelas Carland.
Meski demikian, perempuan lulusan Universitas Monash itu tidak putus asa. Carland tetap yakin bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kebaikan bagi banyak orang. “Saya percaya Islam adalah agama sesungguhnya dan dunia harus menyadari betapa indahnya menjadi seorang Muslim,” kata Carland yang juga sosiolog.