Gagasan dan karya mereka memiliki pengaruh hingga saat ini
masturah.com, Peradaban Islam menyimpan banyak cerita kejayaan pada masanya. Kejayaan-kejayaan tersebut tak lepas dari peran para ilmuwan berbakat yang mendedikasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk memajukan peradaban.
Beberapa sumber sejarah menyebutkan ada beberapa ilmuwan perempuan yang ikut andil dalam menjayakan Peradaban Islam. Ada yang berbakat dalam bidang kesehatan hingga matematika.
Gagasan dan karya monumental mereka ternyata memengaruhi perkembangan sains dunia hingga saat ini. Siapa saja para perempuan hebat itu? Yuk, kita simak uraian di bawah ini.
1. Rufaida Al-Aslamia
Rufaida Al-Aslamia adalah seorang wanita muslim yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu kesehatan dunia. Kiprahnya dalam dunia kesehatan terkenal sejak periode awal Islam masuk ke Kota Madinah, sekitar abad 6 hingga 7 Masehi.
Rufaida dikenal sebagai perawat perempuan pertama dalam sejarah peradaban Islam. Ia termasuk ke dalam kaum Ansar, golongan pertama yang memeluk Islam setelah Nabi Muhammad tiba di Madinah.
Keahlian Rufaida dalam bidang keperawatan dan pengobatan ia dapat dari sang ayah yang merupakan seorang tabib terkemuka kala itu, Sa’ad Al-Aslami. Sejak kecil, ia selalu mendapat kudapan ilmu pengobatan dari sang ayah. Rufaida juga pernah menjadi asisten pribadi ayahnya dalam praktik pengobatan ketika ia beranjak remaja.
Rufaida memiliki peran penting pada masa peperangan umat Islam dengan kafir Quraisyi, dimana ia dan para relawan medis lain membantu mengobati para tentara Islam yang terluka karena perang. Kisahnya yang terkenal dalam peperangan ditulis oleh Al-Bukhari dalam kitabnya “al-Adab al-Mufrad“.
Dalam kitab tersebut dikisahkan Rufaida menolong salah seorang sahabat Nabi yang terluka parah dalam perang Khandaq, yaitu Sa’ad bin Muadz. Rufaida merawat Sa’ad hingga akhir hayatnya di rumah sakit lapangan yang ia dirikan khusus korban perang saat itu.
Atas jasanya dalam peperangan, Nabi Muhammad memberikan penghargaan berupa kalung yang indah kepada Rufaida, seperti yang tertulis dalam jurnal sejarah di The University of Sydney tahun 2018.
Rumah sakit lapangan yang didirikan Rufaida adalah rumah sakit lapangan pertama dalam sejarah dunia dan Islam. Ya, Rufaida adalah pelopor maraknya rumah sakit lapangan atau tenda pertolongan pertama palang merah di dunia medis saat ini.
Selain rumah sakit lapangan, karya monumental Rufaida yang menginpirasi dunia antara lain sekolah perawat, kode etik perawat, teori keperawatan, dan perawatan rohani Islam.
2. Sutayta Al-Mahamali
Di ibu kota Irak, yakni Baghdad sekitar abad ke-10 Masehi ada seorang perempuan yang tersohor karena keahliannya dalam matematika. Perempuan tersebut bernama Sutayta Al-Mahamali, seorang ahli matematika yang memiliki andil dalam mengembangkan cabang aritmatika dan persamaan aljabar yang kita pelajari saat ini.
Sutayta sudah disuguhi berbagai ilmu pengetahuan sejak ia kecil oleh ayahnya, Abu Abdullah Al-Husein yang merupakan seorang hakim pada masa itu. Akan tetapi, Sutayta lebih tertarik pada ilmu matematika dibandingkan dengan ilmu lainnya.
Melansir Women You Should Know, Sutayta tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang mapan dan dikelilingi oleh kalangan cendekiawan. Karena privilege tersebut, Sutayta jadi memiliki akses dan kesempatan yang luas untuk mengenyam pendidikan yang tinggi. Bahkan, ayahnya mendatangkan beberapa cendekiawan untuk menjadi guru pribadi Sutayta.
Beberapa bidang ilmu pengetahuan yang Sutayta pelajari antara lain matematika, sastra Arab, hadis, hukum, sejarah, ahli waris, dan lain-lain. Sutayta banyak disanjung dan dikagumi oleh para cendekiawan senior karena kepandaian dan kegigihannya dalam belajar. Selain ahli dalam aritmatika dan aljabar, ia juga pandai dalam perhitungan waris.
Sutayta terkenal dalam sejarah sains dunia karena keberhasilannya dalam memecahkan sebuah persamaan aljabar. Persamaan tersebut sudah dirujuk beberapa kali oleh para ilmuwan dunia hingga saat ini. Namun, tidak banyak informasi spesifik mengenai jenis persamaan apa yang dipecahkan oleh Sutayta.
Sutayta mendedikasikan hidupnya pada ilmu pengetahuan untuk membangun peradaban Islam yang lebih maju hingga akhir hayatnya. Kecerdasan serta kegigihan Sutayta menurun pada anak dan cucunya yang menjadi hakim dan cendekiawan, sehingga perjuangannya akan terus berlanjut melalui tangan-tangan mereka.
3. Mariam Al-Ijliya
Mariam Al-Ijliya atau yang dikenal juga sebagai Mariam Al-Astrolabiya adalah seorang astronom perempuan muslim pada abad ke-10 Masehi dari Aleppo, Suriah. Mariam terkenal dalam sejarah sains dunia karena inovasinya dalam merancang astrolabe, nenek moyang dari GPS (Global Positioning System).
Melansir Muslim Women’s Council, Mariam mendapat ilmu tentang merancang astrolabe dari majikan sang ayah yang merupakan seorang pembuat astrolabe terkenal di Baghdad, Irak. Siapa sangka, karena ketekunan dan kecerdasannya terciptalah sebuah inovasi astrolabe yang canggih pada masa itu.
Astrolabe merupakan alat navigasi kuno yang berguna untuk menentukan posisi planet dan bintang. Alat navigasi ini menggunakan arah lintang dan bujur untuk menentukan suatu posisi, sehingga dapat berguna juga dalam bidang geografi sebagai penentu arah dan waktu.
Astrolabe pertama kali dirancang oleh ilmuwan Yunani Kuno sekitar tahun 150 Sebelum Masehi. Inovasi astrolabe terus berkembang hingga abad pertengahan dimana astrolabe universal pertama berhasil dirancang oleh Mariam Al-Ijriya. Umat Islam kerap kali menggunakan astrolabe sebagai alat penentu kiblat, waktu sholat, awal Ramadhan, dan idul fitri.
Saat ini, kita tak perlu susah payah menggunakan astrolabe, karena sistem navigasi astrolabe sudah marak terpasang dengan teknologi yang lebih canggih pada ponsel pintar dalam wujud GPS. Hal tersebut membuktikan betapa besarnya pengaruh Mariam Al-Ijliya dalam perkembangan sains dunia.
4. Al-Shifa Binti Abdullah
Al-Shifa binti Adullah adalah perempuan muslim yang handal dalam ilmu pengobatan atau yang populer disebut apoteker pada zaman Nabi Muhammad. Nama Al-Shifa sendiri berarti ‘obat’ atau ‘penyembuh’ dalam bahasa Arab. Diketahui nama asli Al-Shifa adalah Layla.
Melansir Arab News, pengetahuan Al-Shifa dalam pengobatan telah ia dapat sejak zaman Jahiliyah, sebelum ia memeluk Islam. Setelah memeluk Islam, diceritakan jika Al-Shifa meminta izin kepada Nabi Muhammad untuk terus mengembangkan keahliaannya dalam pengobatan, lalu Nabi Muhammad mengizinkannya dengan syarat teknik pengobatan yang berdasar pada syariat Islam.
Selain ahli dalam pengobatan, Al-Shifa juga pandai menulis dan membaca. Kemampuan tersebut merupakan hal yang jarang ditemui pada mayoritas penduduk Makkah kala itu. Al-Shifa juga menjadi guru menulis dan membaca bagi para perempuan Makkah, termasuk Hafsah binti Umar yang merupakan istri Nabi Muhammad.
Al-Shifa juga memiliki kepiawaian dalam dunia bisnis, khususnya di bidang transaksi ekonomi syariah. Nabi Muhammad sering kali mengunjungi Al-Shifa untuk berkonsultasi soal bisnis. Begitupun dengan Umar bin Khattab yang menunjuk Al-Shifa sebagai pengendali pasar ketika periode hijrah di Madinah.
Kecerdasan dan keterampilan Al-Shifa dalam dunia ilmu pengetahuan membuat namanya dikenal luas hingga saat ini. Reputasi Al-Shifa yang sangat baik membuatnya begitu dikagumi oleh banyak orang.
5. Lubna dari Cordoba
Lubna dari Cordoba adalah sebutan untuk perempuan muslim hebat dari Andalusia, Spanyol pada abad ke-10 Masehi. Tak banyak literatur tentang biografi Lubna, namun ia disebut-sebut sebagai perempuan yang memiliki banyak keahlian. Salah-satu bidang ilmu yang ia tekuni adalah matematika.
Femislay dalam lamannya menulis bahwa Lubna pada awalnya adalah seorang budak, namun ia menjadi terkenal karena keahliannya dalam gramatikal dan syair. Lubna hidup pada masa kekhalifahan Al-Hakam II, seorang khalifah yang sangat mencintai ilmu pengetahuan.
Seorang penulis sejarah, Ibnu Bashkuwal dalam bukunya menulis bahwa Lubna merupakan seseorang yang mahir dalam tulis menulis. Ia dikenal sebagai penyair, penyalin naskah kuno, ahli gramatikal, pakar matematika, dan disiplin ilmu lainnya.
Lubna menjadi matematikawan terkenal pada masanya. Melansir Muslim Heritage, Lubna sangat ahli dalam memecahkan persoalan geometri dan aljabar yang sangat kompleks. Beberapa sumber menuliskan jika Lubna sering kali mengajarkan persamaan matematika pada anak-anak di sepanjang jalan Cordoba dengan membuat tabel perkalian bilangan.
Lubna juga menjadi pustakawan dan juru tulis yang hebat di istana Andalusia. Selang beberapa lama, ia diangkat menjadi sekretaris pribadi khalifah Hakam II bin Abdurahman. Selanjutnya, Lubna dipercayakan untuk menjadi pemimpin perpustakaan Cordoba.
Karier dan prestasi Lubna yang gemilang dalam ilmu pengetahuan membuatnya menjadi panutan semua orang. Maka dari itu, tak heran jika namanya masuk ke dalam tokoh perempuan muslim yang berpengaruh dalam sejarah sains dunia.
Peranan perempuan muslim dalam sejarah sains dunia ternyata memang benar adanya. Hal tersebut membuktikan jika ilmu pengetahuan bisa dipelajari oleh siapa saja dan golongan apa saja.
Tidak ada batasan bagi seseorang untuk terus belajar. Semoga kisah-kisah perempuan hebat di atas dapat menginspirasi dan meningkatkan semangat kita dalam menimba ilmu, ya!
sumber : IDNTimes